Sabtu, 04 April 2015

Mempelajari Tingkah Laku Dugong yang Terancam Punah


By on 20.09


DUGONG, atau yang lebih dikenal dengan duyung, selama ini selalu dikaitkan dengan mistis atau legenda manusia setengah ikan. Terkadang digambarkan sebagai putri duyung dengan perawakan yang cantik jelita. Legenda itu sebenarnya tidak sepenuhnya bohong, karena dugong memang memiliki kecantikan alami yang mempesona setelah kita mengenalnya lebih jauh.

Dari susunan kekerabatannya, dugong yang memiliki nama ilmiah Dugong dugon ini merupakan mamalia laut dari famili Dugongidae. Dugong adalah satu-satunya spesies dalam famili ini dan masih berkerabat dekat dengan Manatee. Bahkan katanya, mamalia laut ini adalah kerabat evolusi dari gajah.

Panjang tubuh dugong dapat mencapai 2,4 – 3 meter dengan berat tubuh berkisar 230 – 908 kg (Skalalis, 2007). Dugong dewasa akan mengkonsumsi lamun dengan jumlah yang banyak di sekitar pesisir pantai. Spesies ini bisa memakan sekitar 25-30 kg lamun setiap harinya (Azkab, 1998). 

Namun hal ini tidak menjadi permasalahan karena padang lamun dapat tumbuh relatif cepat dan singkat. Justru, dengan pola makan yang cukup banyak tersebut, dugong turut mengontrol tutupan lamun tua sehingga memberi kesempatan kepada lamun muda untuk tumbuh serta memperoleh nutrien dan penetrasi cahaya yang cukup. Dengan demikain dugong memiliki peran penting sebagai penyeimbang ekosistem lamun layaknya pemotong rumput. Bila tidak dipotong secara rutin akan mengganggu ekosistem tersebut karena adanya kompetisi unsur hara, cahaya dan substrat. 

Dari hasil pengamatan di lapangan yang dilakukan WWF-Indonesia di perairan Pantai Mali, Kabupaten Alor, kita bisa mempelajari tingkah laku dugong yang dapat memberikan kamu gambaran bagaimana dugong beraksi. Penasaran bagaimana cara untuk dapat berjumpa dengan dugong? 

Tingkah Laku Dugong
  1. Dugong memilih untuk hidup di perairan yang terlindungi dari aktivitas manusia maupun ancaman predator dari ikan lain seperti hiu. Oleh karena itu perairan teluk seperti Pantai Mali di Kabupaten Alor merupakan tempat yang cocok untuk dugong dapat bertahan hidup. Selain itu, biasanya dugong ditemukan di daerah padang lamun berpasir. Lamun merupakan sumber makanan kesukaan dugong, khususnya lamun jenis halophila yang mempunyai bentuk kecil dan daun membulat.
  2. Perhatikan kondisi pasang surut air laut. Pilihlah kondisi air laut ketika dalam keadaan pasang. Biasanya kita akan mudah menemukan dugong sedang bermain di perairan yang dangkal. Ketika air laut sedang surut, dugong akan bermain lebih ke dalam di perairan laut. 
  3. Dugong akan mengeluarkan suara sebagai tanda kemunculannya. Suara ini biasanya bisa terdengar beberapa saat sebelum dugong menghampiri kita. 
  4. Kenali jejak yang ditinggalkan oleh dugong. Ketika sedang bermain di sekitar pantai, dugong biasanya melakukan aktivitas semacam bersantai ataupun berbaring di pasir. Dugong akanmelakukan gerakan dengan siripnya untuk menggaruk pasir dan akan meninggalkan semacam jejak. Aktivitas ini juga disinyalir dalam rangka mencari makan lamun yang menempel pada substrat pasir.
  5. Pengangkatan pasir dari jejak yang ditinggalkan. Dalam melakukan aktivitas di substrat pasir, dugong akan meninggalkan semacam pengangkatan partikel pasir di kolom perairan. Kemudian dugong tersebut akan berpindah ke tempat lain. Pengangkatan pasir inilah yang bisa jadikan tanda arah kemana dugong tersebut berpindah ketika air laut tidak begitu jernih.
Coba kenali jejak yang ditinggalkan dugong ketika kamu bermain ke wilayah pantai. Karena ternyata dugong jarang menampakkan dirinya di perairan yang ramai wisatawan. Selain itu kemunculannya yang jarang disebabkan oleh ancaman kepunahan yang dihadapi dugong saat ini. Jumlah populasi yang belum diketahui secara pasti, aktivitas manusia yang merusak seperti pengeboman dan perburuan menjadi faktor utama rusaknya habitat dugong. 

Kelompok masyarakat pesisir di sekitar lokasi juga berperan menjadi ujung tombak dalam menjaga kelestarian mamalia ini. Mereka tergabung dalam POKMASWAS (Kelompok Masyarakat Pengawas) yang didukung WWF-Indonesia untuk menekan kegiatan pemanfaatan sumberdaya laut dengan cara merusak. Pemerintah Daerah Kabupaten Alor bekerja sama dengan WWF-Indonesia juga menyepakati untuk menjadikan perairan di sekitar Pantai Mali sebagai zona perlindungan dalam pengelolaan Suaka Alam Perairan Selat Pantar (SAPSP) Kabupaten Alor. Zona perlindungan ini di ditujukan untuk melindungi habitat dan populasi dugong yang ada perairan tersebut dengan cara membatasi kegiatan wisata alam yang dapat mengganggu habitat dugong. 

Kalau aktivitas manusia yang berlebih tersebut terus terjadi, besar kemungkinan dugong akan menjadi sekedar legenda atau mistis. Ayo kita ubah tingkah laku kita kepada alam untuk menjaga dugong dan habitatnya! 

About Syed Faizan Ali

Faizan is a 17 year old young guy who is blessed with the art of Blogging,He love to Blog day in and day out,He is a Website Designer and a Certified Graphics Designer.

0 komentar:

Posting Komentar